Dengan Menghadirkan Para TEKNISI yang Handal Dan Berpengalaman Serta Tarif Service Yang Terjangkau Akan Membantu Memberikan Solusi Pada Masalah Anda
0812 3057 3966 ORDER VIA WHATSHAP

ASAL-USUL NYI RORO KIDUL


Salah satu magnet wisatawan lokal dalam dan luar negeri−bahkan warga Jogja sendiri mengunjungi Pantai Parangtritis adalah mitos tentang Nyi Roro Kidul. Mereka tertarik tentang mitos tidak boleh memakai baju berwarna hijau saat berkunjung. Sebagian percaya, sebagian lagi tidak.

Begitu juga ketika ada warga yang tertelan ombak Parangtritis. Mitosnya, korban dibawa oleh Nyi Roro Kidul ke kerajaannya untuk dijadikan pembantu. Meski sudah ada penjelasan ilmiah mengenai turbulensi ombak di Parantritis, hal tersebut tidak mampu mengalahkan mitos yang sudah mengakar dalam benak masyarakat.

Nyi Roro Kidul juga kerap dihubungkan dengan Keraton Jogjakarta. Raja-raja Keraton dikatakan kerap berkomunikasi dengannya. Salah satu bukti yang dipercayai masyarakat adalah petilasan Cepu di pantai Parangkusumo. Tempat itu dipercaya sebagai tempat bertemunya Nyi Roro Kidul dengan Sultan Keraton selama beratus tahun.

Kuatnya mitos tentang Nyi Roro Kidul juga diikuti tentang asal-usulnya. Setidaknya ada empat mitos asal-usul perempuan yang kerap dilukiskan berbusana hijau ini di tengah masyarakat.

Mitos I

Asal-usul Nyi Roro Kidul yang pertama dikatakan berasal dari Kejaran Kediri. Ia adalah anak dari Raja Jenggala, Raden Paji dengan Retnaning Dyah Angin, anak dari jin penguasa hutan waringin, Prabu Banjaran.  Nyi Roro Kidul dulu bernama Ratu Pagendongan. Setelah Ratu Pagedongan besar ia meminta kepada Eyang Sindhula (Kakeknya) agar kecantikannya abadi. Permintaan itu bisa terwujud dengan syarat Ratu Pagendongan harus menjadi lelembut sepenuhnya.

Setelah Ratu Pagedongan menjadi lelembut, maka Raden Panji memberikan kekuasaan kepada anaknya itu untuk memerintah di Laut Selatan. Ia juga diramalkan akan bertemu dengan seorang penguasa Jawa. Hal ini juga disinggung dalam Serat Darmogandhul.

Mitos II

Di jaman Majapahit, di hutan Mentaok ada kerajaan bernama Mataram yang diperintah oleh seorang ratu bernama Lara Kidul Dewi Nawangwulan. Setelah menikah dengan Raden Boda Kejawan (Jaka Tarub) ia melahirkan anak perempuan bernama Dewi Nawangsih yang menjadi ratu penerus penguasa Mataram.

Selanjutnya pemerintahan Dewi Nawangsih dilanjutkan anak perempuannya bernama Ni Mas Ratu Angin. Anak Dewi Nawanagsih ini yang dipercaya menjadi Ny Roro Kidul setelah menikah dengan Raden Sutawijaya.

Mitos III

Alkisah, di kerajaan Pajajaran dahulu ada puteri raja yang buruk rupa. Kulitnya bersisik dan seluruh tubuhnya buruk tak terawat. Karena malu, saudaranya mengusirnya dari kerajaan.  Lalu sang Puteri pergi ke Laut Selatan dan karena kesedihannya ia menceburkan diri ke laut. Selanjutnya di Laut Selatan inilah sang Puteri memperoleh kesembuhan, sampai akhirnya menjadi penguasa Laut Selatan.

Kamar 308 Hotel Inna Samudera di Pelabuhan Ratu yang dipercaya menjadi salah satu tempat peristirahatan Nyi Roro Kidul.

Suatu hari kerajaan Pajajaran mengadakan upacara di Pelabuhan Ratu. Maka munculah Ratu Kidul yang mengabarkan bahwa dirinya adalah puteri kerajaan Pajajaran yang dulu diusir dari kerajaan.

Mitos IV

Kerajaan Munding Wangi memiliki seorang puteri raja yang sangat cantik. Kecantikannya membuatnya dijuluki dijuluki Dewi Srengenge (Dewi Matahari). Namun Raja Munding Wangi tidak terlalu mengharapkan kehadirannya, sebab ia menginginkan anak laki-laki. Untuk mendapatkan anak laki-laki, Raja kemudian mengawini seorang putri bernama Dewi Mutiara.

Dewi Mutiara menginginkan anaknya kelak yang menjadi raja di Munding Wangi. Namun, keinginannya terganjal dengan keberadaan Dewi Srengenge. Suatu hari Dewi Mutiara menyewa dukun untuk menyantet Dewi Srengenge agar tubuhnya menjadi gatal-gatal dan kudisan. Santet itu berhasil. Dewi Srengenge yang dulunya cantik menjadi puteri yang buruk rupa dan berbau tidak sedap.

Mengetahui kondisi puterinya, Raja Munding Wangi mengundang seluruh tabib istana untuk menyembuhkannya. Namun upaya para tabib menemui jalan buntu. Situasi itu dimanfaatkan Dewi Mutiara menghasut raja agar mengusir puteri dari istana. Maka Raja Munding Wangi akhirnya mengirimkan Dewi Srengenge ke luar kerajaan.

Setelah diusir dari kerajaan, Dewi Srengenge  berjalan tanpa arah hingga akhirnya sampai ke Laut Selatan. Ketika ia mandi Laut Selatan, penyakitnya tiba-tiba sembuh. Akhirnya Dewi Srengenge menjadi penguasa Laut Selatan.
0812 3057 3966 ORDER VIA WHATSHAP
SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR ANDA :

Service AC Surabaya

Pasang AC Surabaya Murah

Service AC Surabaya Barat

Pasang AC Surabaya Barat